Mengganti Windows 7 Start Menu Button

Bosan dengan Start Menu Button atau yang sering disebut juga dengan “Start Orb” karena berbentuk bundar pada Windows 7? Mari kita ganti!

Langkah 1:
Download WIndows 7 Start Button Changer dari http://www.thewindowsclub.com/windows-7-start-button-changer-released

Langkah 2:
Ekstrak file tersebut menggunakan WinRAR atau 7-Zip lalu bukalah folder tersebut
Start-Button-Changer-Folder

Jangan langsung dijalankan dari archive, karena:
– Program ini butuh “Run as Administrator”
– Program ini harus di-rename terlebih dulu agar bisa di jalankan

Langkah 3:
Click kanan pada file “Windows 7 Start Button Changer v2.6.exe1” lalu pilih “Rename”, dan hapuslah angka “1” di paling akhir namanya menjadi “Windows 7 Start Button Changer v2.6.exe” lalu Click kanan lagi pada file tersebut, pilih “Run as Administrator”.
Start-Button-Changer-Files
Note:
Jika anda sudah men-disable UAC pada Windows maka bisa langsung dengan double click pada file tersebut, tetapi anda akan menerima pesan error jika anda belum men-Disable UAC dan tidak menjalankannya dengan “Run as Administrator”. Jika anda mendapatkan pesan error, click “Quit” lalu ulangi dengan menjalankan program dengan click kanan pada program dan memilih “Run as Administrator”

Langkah 4:
Click pada logo Windows disamping kanan tulisan “Select & Change Start”
Start-Button-Changer

Langkah 5:
Pilihlah logo baru anda, didalamnya folder ada 10 sampel yang bisa anda gunakan lalu click “Open”, tetapi jika tidak ada satupun yang anda suka, anda bisa men-download logo lainnya di http://www.deviantart.com/browse/all/customization/?q=start%2520orb
Start-Button-Samples

Setelah 5 langkah diatas, layar anda akan gelap sejenak karena Windows Explorer me-restart dirinya, ini normal dan memang diperlukan, setelah Windows Explorer muncul kembali, Start Menu Button anda akan berganti dengan yang baru.

*Cheers*

AMD Asynchronous Shader, Sebuah Teknologi “Rahasia” dari AMD

Asynchronous Shaders

Pada Game Developers Conference (GDC) yang diselenggarakan pada bulan Maret 2015 yang lalu, AMD menyinggung soal teknologi “rahasia”-nya yaitu Asynchronous Shaders.

Graphics Processing Unit (GPU) berevolusi dari VGA Card dari sebuah kartu tambahan pada komputer untuk menggambar di layar menjadi sesuatu yang mempunyai kepintaran sendiri. GPU atau terkadang disebut juga Visual Processing Unit (VPU) lahir pada tahun 1999 dengan ditanamkannya sebuah prosesor yang sanggup untuk melakukan trik-trik pada gambar sekaligus menampilkannya pada layar. GPU sendiri tidak harus berupa sebuah kartu, tetapi bisa berupa Core yang ditanamkan pada Central Processing Unit (CPU) seperti pada Accelerated Processing Unit (APU) dari AMD.

Setelah sekian lama waktu berlalu, tidak hanya kecepatan proses pada GPU ini yang berkembang, tapi jumlah trik-trik yang bisa dilakukannya. Misalnya GPU dapat membantu tugas CPU, GPU dapat mengubah format video, GPU dapat mengolah suara, dan lain sebagainya. Tapi kita simpan topik ini untuk pembahasan di lain kesempatan.

Salah satu “rahasia” yang ditanamkan pada GPU AMD sejak AMD mengubah arsitekturnya menjadi Graphics Core Next (GCN) adalah Asynchronous Compute Engine (ACE). ACE ini sudah ada sejak seri AMD Radeon 79xx lahir. AMD Radeon 79xx mempunyai 2 ACE dan AMD menambahkannya hingga 8 ACE pada AMD Radeon R9 290 dan R9 290x.

LiquidVR SDK Sample Demo

Pada demo yang menggunakan sampel dari LiquidVR Software Development Kit (SDK), AMD menunjukkan dengan Asynchronous Shaders, kecepatan dari gambar yang tampil/Frame Per Second (FPS) dapat meningkat hingga 46% dengan hardware yang sama. Ini merupakan kabar gembira bukan hanya untuk mereka yang suka dengan FPS tinggi, Oculus sebagai pelopor pengembangan Virtual Reality (VR) mengatakan untuk pengalaman yang seindah asli dalam dunia VR dibutuhkan resolusi minimal 1.440p dan FPS minimum 75-90. Kalau FPS turun dibawah rekomendasi, maka pengguna akan mulai merasa tidak nyaman, sakit kepala, dan sebagainya.

AMD GPU Layout

ACE berlokasi diantara Graphics Command Processor (GCP) dan Shaders. Jika diibaratkan seperti sebuah perusahaan, GCP ini adalah Big Boss yang mengambil pesanan dari pelanggan (CPU) dan memerintahkan semua bagian di perusahaan (GPU) untuk mengerjakan pesanan itu tanpa terlalu banyak detil tentang tugas tersebut. ACE bagaikan Manager yang hanya punya kuasa kepada bawahannya (shaders) dan bertugas untuk mengatur karyawan agar mengerjakan pesanan dengan maksimal. Shaders bertugas untuk mengolah gambar dan special-effects-nya, mengkalkulasi efek pencahayaan, mengkalkulasi efek fisika dalam game, dan lain sebagainya.

GPU Pipeline DirectX 11

DirectX 11 dan sebelumnya sangat berantakan dan kemampuan multi-thread-nya sudah rusak dari sejak awal diluncurkan, bukan hanya pada GPU semata, namun pada CPU juga. Banyak yang merekomendasikan CPU dengan Single/Dual Core karena perbedaannya tidak jauh dengan Quad Core/Hexa Core/Octa Core, oleh sebab itu walaupun ACE ini sudah hadir bertahun-tahun silam masih saja belum bisa dimanfaatkan. Namun AMD tetap meningkatkan jumlah ACE dari 2 buah pada AMD Radeon 7970 menjadi 8 buah pada AMD Radeon R9 290x karena AMD percaya bahwa suatu hari kelak ACE akan berguna. Ini menjadi kenyataan dengan hadirnya Low-Level API baru seperti Mantle, Vulkan, dan DirectX 12 yang dikembangkan AMD bersama Microsoft untuk menghadirkan Asynchronous Shader.

Sebelum hadirnya Asynchronous Shader, semua tugas shader dikerjakan berurutan sesuai dengan datangnya tugas. Walaupun ada tugas yang lebih gampang dan tidak menggunakan bagian yang sama dalam shader, tetap saja burung yang datang duluan yang mendapat cacingnya. Misalnya untuk contoh sederhana: CPU memberi tugas “gambarkan gelombang pada air sewaktu batu jatuh ke dalamnya” lebih dulu lalu tugas “hitunglah jumlah gelombang pada air sewaktu batu jatuh ke dalamnya” datang belakangan, secara manusiawi, pasti kita akan menghitung dulu jumlah gelombang pada air baru menggambarnya, tapi karena shader tidak punya akal seperti manusia, maka shader akan mengerjakan sesuai urutan tugas yang datang walaupun tidak masuk akal. Hal seperti ini sudah dicoba diperbaiki dengan Pre-Emption, yaitu menjadwalkan tugas yang lebih penting untuk dikerjakan lebih dahulu dan yang kurang penting dikerjakan belakangan, namun Pre-Emption sendiri tidak memaksimalkan penggunaan shader, karena tetap saja tugas dikerjakan 1 per 1 padahal untuk menggambar dan menghitung, shader menggunakan bagian yang berbeda yang tidak harus saling menunggu satu sama lain.

GPU Pipeline DirectX 12

Asynchronous Shader menjadikan shader pada GPU AMD Radeon bekerja secara pararel. GPU memang mempunyai ratusan bahkan ribuan Stream Processors didalamnya dan bekerja secara pararel, tetapi pararel yang dihadirkan oleh Asynchronous Shader adalah pararel dalam mengerjakan tugas yang menggunakan bagian yang berbeda dalam GPU.

API Overhead Feature Test

Pada pengujian Application Program Interface (API) awal yang dilakukan dengan bantuan software 3D Mark API Overhead Feature Test yang baru-baru ini dirilis oleh 3D Mark, terlihat bahwa betapa buruknya kinerja DirectX 11. DirectX 11 bekerja lebih baik pada single-thread daripada multi-thread. Thread adalah sub bagian dari sebuah process. Sebuah process misalnya sewaktu web browser berjalan, ada banyak thread didalamnya seperti: thread untuk memuat gambar, thread untuk mengolah tampilan, dll. Multi-thread berguna agar sewaktu web browser tersebut memuat gambar, dia tidak harus menunggu gambar tersebut selesai di muat, dan bisa menampilkan isi lainnya yang sudah terdownload. Tidak masuk akal memang jika multi-thread ini menurunkan kemampuan komputer, malah harusnya sebaliknya, tapi inilah yang terjadi pada DirectX 11. Trik seperti inilah yang dikerjakan oleh Asynchronous Shaders.

Berkat kekacauan inilah AMD dan developer game berinisiatif untuk dihadirkannya API baru. API bagaikan fondasi atau rangka dari program. Dengan adanya API, developer tidak harus mengulang membuat program yang sama dalam setiap game. API berbeda dengan game engine walaupun fungsinya mirip, API jauh lebih mendasar dan lebih mentah daripada game engine. API baru yang dibuat dari awal oleh AMD dan benar-benar baru dari yang sebelumnya pernah ada bernama Mantle. Hanya berkat sebuah API baru tanpa perubahan apapun kepada hardware dapat meningkatkan Draw Calls hingga 1.600% atau 16x lipat dari DirectX 11. Kesuksesan Mantle ini pun digabungkan oleh AMD dan Microsoft ke dalam DirectX 12.

Games-With-Asynchronous-Shaders

Ada beberapa game yang sudah menggunakan teknologi Asynchronous Shader. 3 game pada PlayStation 4 yaitu: Battlefield 4, InFAMOUS Second Son, dan The Tomorrow Children, dan sebuah game di Personal Computer (PC) yaitu: Thief (harus menggunakan Mantle untuk dapat memanfaatkan Asynchronous Shader). Untuk XBox One, walaupun menggunakan CPU dan GPU dari AMD, saat ini belum bisa memanfaatkan Asynchronous Shader, karena masih menggunakan DirectX 11, mudah-mudahan dengan hadirnya DirectX 12 di XBox One nantinya akan memanfaatkan kemampuan Asynchronous Shader. XBox One memilih untuk menggunakan GPU dengan 2 ACE didalamnya, sementara PlayStation 4 yang sama-sama menggunakan hardware dari AMD memilih untuk menggunakan GPU dengan 8 ACE.

Semoga artikel ini bermanfaat *Cheers*

Mengedit nilai Windows Experience Index pada Windows 7

Bad WEI Score

Pernahkah anda melihat skor Windows Experience Index (WEI) anda dan kecewa dengan angka penghancur rata-rata?

Atau anda merasa komputer anda sudah luar biasa tapi skor WEI-nya tetap mengecewakan?

Tulisan kali ini akan membahas tentang bagaimana mengedit nilai skor WEI anda untuk Windows 7. Yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut:

1. Download “Windows 7 Rating Changer” dari http://www.jtechsoftwares.in/downloads.html

2. Matikan dulu User Account Control (UAC) pada “Control Panel” – “User Accounts” lalu restart komputer anda

3. Jalankan program yang sudah di download, kalau ada error dalam installasi, klik “Cancel” saja, tidak apa-apa, lalu jika program meminta untuk “Install”, klik tombol “Install” dan akan keluar tampilan seperti ini:

WEI Editor

4. Pilihlah nilai yang anda inginkan, lalu klik “Save” dan restart komputer anda

5. Selamat menikmati skor WEI anda yang indah 🙂

Semoga artikel ini bermanfaat
*Cheers*

ASUS X550DP (AMD A10-5750M) Notebook Review

ASUS X Series

Ingin mempunyai notebook yang bertenaga dan sanggup untuk memainkan game kesukaan anda dengan harga masih dalam jarak 7 digit? ASUS X550DP ini adalah jawaban anda.

ASUS X550DP dibekali dengan semua teknologi AMD dari APU hingga ke GPUnya, notebook ini juga dilengkapi dengan Dual Graphics dengan AMD Radeon HD8670M dan layar LED 15.6 inci WXGA beresolusi 1366 x 768 yang lega untuk memvisualisasikan multimedia dan game-game kesukaan anda.

Dengan harganya yang berkisar pada Rp. 6 jutaan pada saat artikel ini ditulis dan seluruh fitur serta teknologinya, tidak sulit untuk memutuskan pilihan atau merekomendasikan teman anda pada ASUS X550DP.

Berikut adalah spesifikasi singkat dari ASUS X550DP

ASUS X550DP Specification

Untuk bagian multimedia, ASUS X550DP dilengkapi dengan web cam beresolusi 0.3 MP, sistem audio dari SonicMaster yang dapat di personalisasi dengan AudioWizard, dan sebuah microphone yang dapat dipakai untuk video calls, teleconference, sampai teriak-teriak di live streaming game online untuk mengekspresikan betapa muda dan semangatnya anda.

Menemani sebuah port standar ethernet RJ45, Wifi 802.11 b/g/n dan Bluetooth 4.0 yang tidak terlihat memungkinkan anda untuk mentransfer file-file anda, mensinkronisasikan gadget lain, dan terhubung ke internet tanpa kabel.

ASUS X550DP Left

Pada bagian sebelah kiri terdapat lubang ventilasi, sebuah port D-Sub, HDMI, RJ-45, dan 2 buah port USB 3.0.

ASUS X550DP Right

Pada bagian sebelah kanan notebook ini tidak seramai bagian sebelah kirinya. Hanya ada sebuah Drive DVD-RW Super Multi-Dual berkecepatan 8x, sebuah charging port, dan sebuah port USB 2.0. Dari kesederhanaan bagian sebelah kanan ini terlihat betapa tipisnya notebook berketebalan 2.5 cm ini.

ASUS X550DP Front

Pada bagian depan notebook ini terdapat lampu-lampu indikator LED dan sebuah 2-in-1 card reader untuk kartu memori SD dan MMC.

ASUS X550DP Open

Notebook ini dilengkapi dengan keyboard berukuran penuh, lengkap sampai pada numeric keys yang umumnya hanya ditemukan pada keyboard komputer desktop. Untuk navigasi, sebuah touchpad berukuran 103 mm x 72mm dengan 2 tombol yang berfungsi layaknya klik kiri dan klik kanan pada mouse.

Berikut ini adalah spesifikasi detil dari CPU dan GPU didalam notebook ASUS X550DP

ASUS X550DP CPU-Z 1

ASUS X550DP CPU-Z 2

ASUS X550DP CPU-Z 3

ASUS X550DP CPU-Z 4

Notebook ASUS X550DP dilengkapi dengan APU A10-5750M dari AMD yang dijuluki Richland. APU ini mempunyai 4 core CPU dan GPU terintegrasi AMD Radeon 8650 G. A10-5750M mempunyai 4 MB L2 cache, berkecepatan standar 2.5 GHz dan mampu meningkatkan kecepatannya secara otomatis hingga 3.5 GHz untuk mempercepat penyelesaian tugas berkat teknologi TurboCore dari AMD.

ASUS X550DP Internal

Memori yang digunakan adalah DDR3L berkecepatan 1.600 MHz dengan timings 11-11-12-28 berkapasitas 4 GB. Memori dapat ditingkatkan hingga 8 GB namun sayangnya penambahan memori ini sulit diakses karena tidak adanya bukaan dibagian bawah untuk mengakses memori slotnya.

Penyimpanan data diserahkan pada harddisk SATA 5.400 RPM sebesar 1 TB yang cukup lega untuk menyimpan semua yang anda download di hotspot wifi gratis terdekat kesayangan anda.

Berikut ini adalah hasil pengujian 3D Mark dalam berbagai versi dan beberapa tes dengan game untuk memperlihatkan performa dari ASUS X550DP

ASUS X550DP 3D Mark Others

ASUS X550DP 3D Mark Vantage

ASUS X550DP 3DMark 11

ASUS X550DP 3D Mark 06

ASUS X550DP Gaming Benchmark

Jika anda sedang mencari notebook dengan harga yang efesien, anda tidak mungkin salah dengan ASUS X550DP. Notebook ini sangat populer, bahkan notebook ini punya fanpage di facebook yang khusus membahas tentang notebook ini yang anda dapat kunjungi di https://www.facebook.com/groups/515319368571779/

What’s hot:

– Harga dan performa sangat baik
– Layar 15.6 inci yang luas – Keyboard full dengan numeric keypad
– Port lengkap dan jumlahnya memadai
– Masih dilengkapi optical drive
– Konektivitas lengkap

What’s not:

– Upgrade memori sulit dan harus dilakukan oleh ahlinya
– Posisi touchpad terlalu ke kiri

Terima kasih telah membaca review ini, semoga berguna untuk anda.

F.A.Q Seputar Heterogeneous System Architecture (HSA)

HSA-Diagram

Kali ini kita akan membahas tentang HSA atau Heterogeneous System Architecture dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang umum ditanyakan bagi yang masih awam mengenai teknologi HSA ini.

T: Apa itu HSA?

J: HSA atau Heterogeneous System Architecture adalah salah satu tipe arsitektur komputer yang menggabungkan CPU (Central Processing Unit) dengan GPU (Graphics Processing Unit) atau chip lain yang dapat di program untuk semua prosesnya dengan membagi tugas dan memori yang dipakai.

APU Chart

T: Apakah semua CPU dan GPU yang terintegrasi adalah HSA?

J: Tidak. Untuk saat ini hanya AMD APU saja yang menggunakan teknologi HSA.

T: Apa perbedaan APU dengan CPU dan GPU yang terintegrasi?

J: CPU dan GPU yang terintegrasi bekerja secara terpisah. CPU mengerjakan tugas sendiri, dan GPU mengerjakan tugas sendiri. Sehingga program yang ingin memanfaatkan CPU dan GPU tersebut harus menyalin isi yang ingin di kerjakan di dalam Random Access Memory (RAM).

Traditional CPU with iGPU

Pada APU, CPU dan GPU bisa mengakses memory yang sama sehingga data yang sama bisa dikerjakan bersama-sama tanpa perlu membuat salinan untuk masing-masing CPU dan GPU.

APU.

Pada CPU dan GPU yang terintegrasi, GPU harus mengalokasikan memory secara eksklusif untuk GPU sendiri dan sisanya diberikan kepada CPU.

Traditional iGPU Memory Usage

Pada APU, memory yang sama dipakai oleh CPU dan GPU sehingga data didalam memory tidak perlu dibuat ganda agar bisa diproses oleh CPU dan GPU.

APU Memory Usage

T: Mengapa APU masih membutuhkan alokasi kalau CPU dan GPUnya bisa membaca memory yang sama?

J: Alokasi memory digunakan oleh APU untuk menampung gambar, video, tekstur pada game, dan sejenisnya. GPU pada APU tidak memerlukan salinan memory spesial (yang hanya dimengerti oleh GPU) untuk membantu CPU mengerjakan tugas.

Frame Buffer

T: Apakah untuk menggunakan HSA dengan APU kita memerlukan peralatan khusus?

J: Tidak. APU seperti layaknya CPU biasa, tidak ada perbedaan yang kasat mata atau perlu tambahan hardware istimewa seperti sebuah super komputer memerlukan co-processor untuk keperluan komputasi dengan GPGPU, semua sudah disediakan oleh APU.

No Special Hardware Required

T: Apakah HSA hanya bisa menggabungkan CPU dan GPU saja?

J: Tidak. Semua chip yang bisa di program seperti video codec, Digital Signal Processor (DSP), Field Programmable Gate Array (FPGA), dan lainnya di masa mendatang sejalan dengan perkembangan HSA mungkin akan mengintegrasikan lebih dari CPU dan GPU saja.

HSA Foundation

T: Jika saya menambahkan VGA/GPU card tambahan, apakah HSA didalam APU masih aktif?

J: Ya. GPU didalam APU masih aktif membantu CPU dalam proses secara pararel. GPU didalam APU hanya menjadi tidak aktif ketika di-disable.

Heterogeneous System Architecture

T: Jika saya ingin menambahkan VGA/GPU card tambahan ke APU AMD, apakah harus VGA/GPU tersebut harus bermerek AMD agar tetap bisa menikmati teknologi HSA?

J: Tidak. VGA/GPU card merk dan jenis apapun bisa dipakai untuk memproses data secara pararel, tetapi hanya GPU yang didalam APU yang dapat saling bertukar data didalam memory yang sama.

T: Mengapa HSA dibuat?

1. Karena kemampuan komputasi CPU mengalami perkembangan yang lambat. Sementara GPU yang berasal dari hanyalah sebuah kartu tambahan untuk menampilkan gambar ke layar komputer mengalami perkembangan yang pesat.

GPU Compute Performance

2.  Berbeda seperti pada masa awal komputer dimana kita harus memerintahkan komputer dengan mengetik perintah agar komputer melakukan sesuatu, komputer berevolusi untuk berinteraksi kepada kita dengan cara yang lebih natural, seperti dengan gerakan tangan, mata, atau bagian tubuh lainnya. Untuk memungkinkan ini terjadi, diperlukan kekuatan yang besar dalam memproses data dan untuk memvisualisasikan gambar seperti pada Virtual Reality

Hololens Demo

3. Untuk mendapatkan kemampuan yang setara dengan kekuatan GPU perlu jumlah core CPU yang banyak dan ada keterbatasan menambahkan core CPU ke dalam suatu chip, juga menjadi tidak praktis menghadirkan 56 core CPU hanya untuk menandingi 8 core GPU.

T: Saya adalah programmer, apakah saya harus belajar bahasa programming tertentu agar program saya bisa memanfaatkan kemampuan HSA?

J: Tidak. HSA sudah didesain untuk bahasa pemrograman yang sudah umum dan ada seperti: C++, C++ AMP, C#, OpenCL, OpenMP, Java and Python.

Python Code

T: Apakah saya harus menggunakan AMD APU agar bisa memanfaatkan kehebatan HSA?

J: Tidak. Ada berbagai perusahaan besar yang tergabung dalam HSA Foundation berkeinginan untuk mengembangkan HSA ke arah yang lebih maju. Saat artikel ini ditulis, hanya AMD APU saja yang mempunyai teknologi HSA.

T: Saya tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang HSA, dimana saya bisa mendapatkannya?

J: HSA Foundation (http://hsafoundation.com/) menyediakan banyak informasi tentang HSA. Beberapa tutorial dan presentasi bisa didapatkan dari AMD (http://developer.amd.com/).

Semoga artikel ini bermanfaat *Cheers*